LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN
PEMBERIAN PAKAN HEWAN AIR
OLEH
MANAHAN
R. NASUTION
1404118913
LABORATORIUM
NUTRISI IKAN
JURUSAN BUDIDAYA
PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN
DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR
BELAKANG
1.2.
TUJUAN
DAN MANFAAT
BAB 2.
TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3.
METODE PRAKTIKUM
3.1. METODE PRAKTIKUM
3.2. WAKTU DAN TEMPAT
3.3. BAHAN DAN ALAT
3.4. PROSEDUR PRAKTIKUM
3.4.1. Metode
pemuasaan ikan
3.4.2. Metode tingkat
pemberian pakan
3.4.3. Konsumsi Pakan
harian
3.4.4. Laju
pengosongan lambung
BAB 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
HASIL
4.2.
PEMBAHASAN
BAB 5.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
5.2. SARAN
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kelapangan
waktu dan kejernihan fikiran untuk menyelesaikan laporan praktikum “ Manajemen
Pemberian Pakan (MPP) Hewan Air”.
Ribuan
terimakasih juga penulis ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah bapak Indra
Suharman, serta asisten dosen di laboratorium yang menuntun kami selama
praktikum dan terkhusus kanda Fernando yang menjadi penangung jawab kelompok
kami. Juga terimakasih kepada teman teman satu kelompok dan teman di luar
kelompok yang turut membantu dalam menyelesaikan laporan praktikum ini yang
namanya tidak dapat saya sebutkan satu persatu walau Cuma beberapa orang.
Tak
ada gading yang tak retak maka, Kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan guna perbaikan dalam pembuatan laporan praktikum berikutnya.
Pekanbaru, 19 Desember 2016
Penulis
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR
BELAKANG
Pakan
ikan merupakan salah satu factor yang menentukan keberhasilan produksi usaha
akuakultur. Biaya yang dikeluarkan untuk pakan >50% total biaya produksi
untuk pemenuhan pakan (Kordi, 2015). Karena demikian maka, manajemen pemberian
pakan harus diperhatikan, sehingga pakan yang diberikan optimal, tidak
kekurangan ataupun kelebihan yang mengakibatkan meningkatnya amoniak di dasar
kolam.
Semakin
intensif usaha budidaya akan menuntut ketersedian pakan dengan kualitas yang
baik dan kuantitas yang selalu tersedia. Usaha budidaya perikanan atau
akuakultur pakan memegang peranan yang besar, pakan buatan adalah pakan yang
sengaja di ramu atau diracik oleh manusia guna untuk menyuplai nutrisi kepada
ikan/ hewan air, menurut soesono (1984) pemberian pakan buatan akan
meningkatkan produksi sampai dua kali lipat dari produksi semula.
Manajemen
pakan meliputi pemilihan pakan, pengadaan, penyimpanan, dan pemberian pakan
sesuai dengan kebutuhan dan teknis pembudidayaan (Kordi, 2015). Manajemen
pemberian pakan akan membahas pemberian pakan terbaik untuk mendukung usaha
budidaya, sehingga biaya pakan lebih efisien dan hemat dengan harapan
keuntungan dapat meningkat.
1.2.
TUJUAN
DAN MANFAAT
Adapun
tujuan dari praktikum manajemen pemberian pakan hewan air ini untuk mahasiswa
mampu menguji cara pemberian pakan yang berbeda beda. Praktikum ini bermanfaat
untuk mahasiswa mampu mengetahui cara pemberian pakan yang lebih baik terhadap
satu jenis hewan air, sehingga mendukung pertumbuhannya dan efisien pakan dan
lebih menghemat dalam biaya pakan.
BAB 2.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsumsi
pakan ikan merupakan ukuran kebutuhan suatu populasi ikan terhadap sumber
makananya. Pakan yang dikonsumsi pertama-tama akan digunakan untuk memelihara
tubuh dan menganti sel-sel yang rusak, selebihnya untuk pertumbuhan dan
reproduksi (Suharman, dkkl., 2016).
Akuakultur
intesif dan super intensif kebutuhan pakan merupakan salah satu factor penyebab
kerhasilan produksi, pakan menyedot biaya >50% dari biaya produksi. Karena itu
manajemen pakan meliputi pemilihan pakan, pengadaan, penyimpanan dan pemberian
pakan harus sesuai dengan kebutuhan dan teknis pembudidayaan (Kordi, 2015).
Pemberian
pakan dilakukan dengan melihat kebutuhan makanan sesuai dengan ukuran ikan.
Menurut (Suharman, dkk., 2016) setiap
ikan yang berbeda ukuran berbeda pula jumlah pakan yang dibutuhkannya,
pemberian pakan yang kurang akan menyebabkan pertumbuhan yang lambat karena
tidak ada kelebihan energy pakan yang digunakan untuk pertumbuhan. Energy dalam
pakan habis digunakan untuk meintenence atau perawatan jaringan tubuh.
Ikan
ikan hebivora dan pemakan plankton
nabati, jumlah konsumsi makanan hariannya berbobot lebih banyak dari
ikan karnivora. Hal ini disebabkan karena bahan makanan nabati itu kalorinya
lebih rendah daripada bahan makanan hewani. Selain itu kandungan air bahan
nabati juga lebih tinggi daripada bahan hewani (Suharman, dkk., 2016).
Efisiensi
pakan pakan dapat ditingkatkan dengan metode pemuasaan, fasting metodh, sehingga pakan yang mengendap dapat di hindari.
Kelebihan pakan dalam air dapat menimbulkan unsur berbahaya bagi kehidupan
ikan, seperti NO2 dan NO4 (Suharman, dkk.,
2016).
Permberian pakan dengan
jumlah yang berbeda beda akan memberikan laju pertumbuhan yang bervariasi, ikan
yang berukuran kecil membutuhkan tingkat pemberian pakan ( feeding level) yang lebih besar
dibandingkan ikan yang lebih besat. Selain metode pemuasaan metode dengan
pemilohan jumlah dan jadwal yang tepat juga merupakan langkah mutlah dalam
efesiensi pakan (Suharman, dkk., 2016).
Jumlah
pakan yang dikonsumsi oleh seekor ikan secar umum berkisar 5-6% berat tubuhnya
perhari. Namun jumlah tersebut dapat berubah-ubah tergantung suhu
lingkungannya. Ikan Lepomis macrochirus misalnya, selama musim panas (suhu sekitar 20
derajat celcius) dapat mengkonsumsi makanan sampai 5% berat tubuhnya perhari,
tapi selama musim dingin (suhu 2-3 derajat celcius) hanya mengkonsumsi kurang
dari 1% berat tubuhnya (Suharman, dkk., 2016).
Pada
dasarnya ikan akan mengkonsumsi pakan pada saat merasa lapar (nafsu makan
tinggi) dan jumlah pakan yang dikonsumsi akan semakin menurun bila ikan
mendekati kenyang (Hepher, 1990). Menurut Ware dalam Grove et. al., (1979), nafsu makan ikan berhubungan erat dengan kepenuhan
lambung, dan proses ini di control oleh system syaraf pusat.
Proses
pencernaan yang terjadi di dalam lambung dapat di ukur dengan mengetahui laju
pengosongan lambung. Selain dipengaruhi oleh pakan yang di konsumsi; sebab
dalam pakan yang di konsumsi ikan banyak terdapat kandungan kandungan mineral
yang akan diserap oleh usus ikan melalui proses pencernaan yang berlangsung
salama ikan mengunsumsi pakan. Pakan yang bervariasi akan mempengaruhi cepat
lambatnya laju pengosongan lambung ikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Marshal (1980), bahwa laju pencernaan adalah laju pengosongan lambung atau
energy per unit waktu oleh akibat pembakaran pakan ikan yang dikonsumsi untuk
memperoleh energy.
Laju
perncernaan dapat dipengaruhi oelh beberapa factor antara lain umur, jenis
kelamin, status reproduksi, makanan dalam usus, stress fisiology, aktifitas,
musim, ukuran tubuh dan tempertatur lingkungan (Yuwono dan Sukardi, 2001).
Menurut pernyataan Murtidjo (2001), laju pencernaan selain dipengaruhi oleh
temperature juga dipengaruhi oleh kualitas pakan yang dikonsumsi. Perbedaann
kualitas pakan akan mencerminkan perbedaan komponen penyusun pakan, dan
perbedaan ini pada akhirnya akan berakibat pada perbedaan laju dan kemampuan
pencernaan pakan.
BAB 3.
METODE PRAKTIKUM
3.1. METODE PRAKTIKUM
Metode
yang digunakan adalah metode percobaan atau eksperiman, terhadap ikan yang
ditentukan dengan memberikan beberapa perlakuan yang berbeda beda tiap kelompok
praktikan. Kemudian diamati bagaimana pengaruh dari setiap perlakuan tersebut
untuk ditarik kesimpulannya sehingga diketahui perlakuan terbaik untuk
memanajemen pemeberian pakan terhadap ikan tertentu.
3.2. WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum
ini berlangsung selama 4 pekan yaitu pekan ke-4 November sampai pekan ke 2
Desember 2016 di laboratorium nutrisi ikan.
3.3. BAHAN DAN ALAT
Adapun
bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum manajemen pemberian pakan ini
sebagai berikut: Ikan objek percobaan (Oreochromis
niloticus, Hypopthalmus sp., Cyprinus carpio, dll.), pakan buatan (pellet),
Air. Alat-alat yang digunakan selama praktikum adalah sebagai berikut:
akuarium, air, selang, timbangan dengan ketelitian 0,00 gram (ohaus), baskom,
alat tulis dan pembungkus pakan.
3.4. PROSEDUR PRAKTIKUM
Prosedur praktikum
berbeda-beda, tergantung judul yang dipraktikumkan,
3.4.1. Metode
pemuasaan ikan
Akuarium
diisi air, sebanyak 60 liter dan dilengkapi dengan aerasi, jumlah ikan yang
ditebat di setiap akuarium sebanyak 10 ekor, ikan uji di adabtasikan dengan
pakan komersil selama 3 hari, kemudian ikan dipuasakan selama 24 jam dan
dilakukan penimbangan untuk mengetahui bobot awal ikan. Perlakuan dalam
praktikum ini adalah pemuasaan terhadap ikan, dimana sehari diberi pakan dan
sehari di puasakan (p1), setiap hari senin dan kamis di puasakan (P2), dua hari
diberi pakan dan dua hari di puasakan (P3) dan setiap hari diberi pakan (P4)
disebut control. Pemberian pakan sebanyak 5% bobot biomass ikan dengan
frekuensi dua kali sehari yaitu 08.00 dan pukul 16.00, setiap hari akuariaum di
sipon dan jumlah pakan yang bersisa di catat, untuk menghitung efesiensi pakan.
Ikan diperlihara selama 4 minggu dan dilakukan pengukuran suhu pagi dan sore
ikan memungkinkan, dan sampling di lakukan setiap dua minggu sekali.
3.4.2. Metode tingkat
pemberian pakan
Akuarium diisi sebanyak 60
liter air dengan aerasi, ikan dimasukkan 10 ekor, ikan uji diadaptasi selama 3
hari dengan pakan komersil, semudian dipuasakan 24 jam dan dilakukan
penimbangan untuk mengetahui bobot awal ikan.
Perlakuan dalam praktikum
ini adalah pemberian pakan dengan dosis yang berbeda, yaitu sebanyak 3% (P1),
6% (P2) dan 9% (P3) dari bobot biomassa serta pemberian pakan sampai kenyang/
adstation (P4). Pakan diberikan dengan frekuensi 3 kali sebahari pukul 08.00;
12.00; dan 16.00, akuarium dibersihkan setiap hari, pakan yang sisa ditimbang
untuk menghitung efesiensi pakan dan iakn di perlihara selama 4 minggu dan
sampling dilaksanakan setiap 2 minggu sekali.
3.4.3. Konsumsi Pakan
harian
Persiapan
wadah, ikan uji dimasukkan 12 ekor
perwadah, diadaptasi selama 3 hari dan di puasakan satu hari, lalu
ditimbang bobot biomassnya. Ikan diberi pakan sebanyak 10% bobot biomassa
dengan frekuensi 3 kali sehari yaitu 2,3, dan 4kali. Sisa pakan ditimbang
setelah menghentikan aktifitas makannya (apabila sisa pakan hancur dan sudah melarut
dalam air). Sisa pakan dikumpul dalam alumanium foil dikeringkan dan ditimbang.
Setiap pagi wadah dibersihkan dan ikan dipelihara selama 3 hari.
3.4.4. Laju
pengosongan lambung
Laju pengosongan lambung
dilihat dengan membedah ikan objek praktiku, sebelum pembedahan dilakukan
penimbangan bobot tubuh, dan dibunuh dengan mengorek atau menusuk bagian kepala
ikan. Ikan dibedah kemudian dilihat isi lambungnya apakah masih gembung (pakan
masih ada) atau sudah kempes, kemudian isi perut dikeluarkan dan ditimbang.
Pembedahan
dilakukan setiap 2 jam sekali selama 12 jam dan setiap ikan yang dibedah diukur
panjang tubuh, bobot dsb. Kemudian data dikumpulkan untuk diolah dilaporan.
BAB 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
HASIL
4.1.1. Metode Pemuasaan ikan (Fasting Method)
4.1.1.1. Sehari diberi pakan sehari dipuasakan (P1)
Tabel 1. Pengamatan ikan dengan sehari
diberi pakan sehari dipuasakan (P1)
No.
|
Pengamatan
|
Minggu ke-
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Bobot ikan uji (gr)
|
166,6
|
176,2
|
129
|
99,45
|
2.
|
Jumlah ikan yang hidup
(ekor)
|
10
|
10
|
7
|
5
|
3.
|
Jumlah ikan yang mati
(ekor)
|
-
|
3
|
2
|
-
|
4.
|
Bobot ikan yang mati
(gr)
|
-
|
52,86
|
36,86
|
|
5.
|
Jumlah pakan yang
diberi (gr)
|
66,44
|
51,6
|
52,86
|
-
|
6.
|
LPS (%/hari)
|
0,86
|
|||
7.
|
EP (%)
|
13,2
|
|||
8.
|
SR (%)
|
50
|
4.1.1.2. Setiap hari senin dan kamis
dipuasakan (P2)
Tabel 2. Pengamatan ikan dengan Setiap
hari senin dan kamis dipuasakan (P2)
No.
|
Pengamatan
|
Minggu ke-
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Bobot ikan uji (gr)
|
132,6
|
98,2
|
117,2
|
119,6
|
2.
|
Jumlah ikan yang hidup (ekor)
|
10
|
5
|
5
|
5
|
3.
|
Jumlah ikan yang mati (ekor)
|
-
|
5
|
-
|
-
|
4.
|
Bobot ikan yang mati (gr)
|
-
|
66,3
|
-
|
-
|
5.
|
Jumlah pakan yang diberi (gr)
|
66,3
|
49,1
|
58,6
|
-
|
6.
|
LPS (%/hari)
|
2,8
|
|||
7.
|
EP (%)
|
30,6
|
|||
8.
|
SR (%)
|
50
|
4.1.1.3. Dua hari diberi
pakan dua hari dipuasakan (P3)
Tabel 3. Pengamatan ikan dengan Dua hari
diberi pakan dua hari dipuasakan (P3)
No.
|
Pengamatan
|
Minggu ke-
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Bobot ikan uji (gr)
|
138,5
|
149,5
|
162,5
|
170,5
|
2.
|
Jumlah ikan yang hidup (ekor)
|
10
|
10
|
10
|
10
|
3.
|
Jumlah ikan yang mati (ekor)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4.
|
Bobot ikan yang mati (gr)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5.
|
Jumlah pakan yang diberi (gr)
|
55,4
|
59,8
|
48,75
|
-
|
6.
|
LPS (%/hari)
|
1
|
|||
7.
|
EP (%)
|
19,5
|
|||
8.
|
SR (%)
|
100
|
4.1.1.4. Setiap hari diberi
pakan (P4/kontrol)
Tabel 4. Pengamatan ikan dengan Setiap
hari diberi pakan (P4/kontrol)
No.
|
Pengamatan
|
Minggu ke-
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Bobot ikan uji (gr)
|
102,5
|
107,4
|
147,44
|
180,03
|
2.
|
Jumlah ikan yang hidup (ekor)
|
10
|
10
|
10
|
10
|
3.
|
Jumlah ikan yang mati (ekor)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4.
|
Bobot ikan yang mati (gr)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5.
|
Jumlah pakan yang diberi (gr)
|
35,88
|
26,85
|
51,59
|
-
|
6.
|
LPS (%/hari)
|
2,67
|
|||
7.
|
EP (%)
|
66
|
|||
8.
|
SR (%)
|
100
|
4.1.2. Tingkat Pemberian Pakan (Feeding Level)
4.1.2.1. Dosis pakan 3% dari
bobot biomassa (P1)
Tabel 5. Pengamatan ikan dengan dosis
pakan 3% dari bobot biomassa (P1)
No.
|
Pengamatan
|
Minggu ke-
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Bobot ikan uji (gr)
|
142,5
|
177,7
|
141,9
|
138,5
|
2.
|
Jumlah ikan yang hidup (ekor)
|
10
|
9
|
6
|
5
|
3.
|
Jumlah ikan yang mati (ekor)
|
-
|
1
|
3
|
1
|
4.
|
Bobot ikan yang mati (gr)
|
-
|
19,75
|
45,8
|
22
|
5.
|
Jumlah pakan yang diberi (gr)
|
29,72
|
37,31
|
29,75
|
-
|
6.
|
LPS (%/hari)
|
3,1
|
|||
7.
|
EP (%)
|
86
|
|||
8.
|
SR (%)
|
50
|
4.1.2.2. Dosis pakan 6% dari bobot biomassa (P2)
Tabel 6. Pengamatan ikan dengan Dosis
pakan 6% dari bobot biomassa (P2)
No.
|
Pengamatan
|
Minggu ke-
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Bobot ikan uji (gr)
|
16,80
|
139,2
|
131,2
|
48,6
|
2.
|
Jumlah ikan yang hidup (ekor)
|
10
|
10
|
9
|
9
|
3.
|
Jumlah ikan yang mati (ekor)
|
-
|
-
|
1
|
-
|
4.
|
Bobot ikan yang mati (gr)
|
-
|
-
|
14,20
|
-
|
5.
|
Jumlah pakan yang diberi (gr)
|
7,056
|
58,464
|
55,104
|
-
|
6.
|
LPS (%/hari)
|
5
|
|||
7.
|
EP (%)
|
38
|
|||
8.
|
SR (%)
|
90
|
4.1.2.3. Dosis pakan 9% dari bobot
biomassa (P3)
Tabel 7. Pengamatan ikan dengan Dua hari diberi
pakan dua hari dipuasakan (P3)
No.
|
Pengamatan
|
Minggu ke-
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Bobot ikan uji (gr)
|
308,3
|
324,4
|
405,1
|
421,2
|
2.
|
Jumlah ikan yang hidup (ekor)
|
10
|
10
|
10
|
10
|
3.
|
Jumlah ikan yang mati (ekor)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4.
|
Bobot ikan yang mati (gr)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5.
|
Jumlah pakan yang diberi (gr)
|
193,9
|
204,38
|
255,22
|
-
|
6.
|
LPS (%/hari)
|
1,48
|
|||
7.
|
EP (%)
|
17,28
|
|||
8.
|
SR (%)
|
100
|
4.1.2.4. Pemberian pakan sampai kenyang/ad
satiation (P4/kontrol)
Tabel 8. Pengamatan ikan dengan pemberian
pakan sampai kenyang (P4/kontrol)
No.
|
Pengamatan
|
Minggu ke-
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Bobot ikan uji (gr)
|
75,6
|
101,1
|
108,8
|
121,8
|
2.
|
Jumlah ikan yang hidup (ekor)
|
10
|
10
|
10
|
10
|
3.
|
Jumlah ikan yang mati (ekor)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4.
|
Bobot ikan yang mati (gr)
|
-
|
-
|
-
|
-
|
5.
|
Jumlah pakan yang diberi (gr)
|
200
|
200
|
200
|
-
|
6.
|
LPS (%/hari)
|
2,4
|
|||
7.
|
EP (%)
|
7,7
|
|||
8.
|
SR (%)
|
100
|
4.1.3. Konsumsi Pakan Harian
Ikan (Daily Feed Consumption of Fish)
4.1.3.1. Sehari diberi makan
sehari tidak, 2x sehari (P1)
Tabel 9. Pengamatan ikan sehari diberi
makan dan sehari tidak, 2x sehari (P1)
Pemberia pakan ke-
|
Jumlah pakan yang diberikan (gr)
|
Sisa pakan basah (gr)
|
Sisa pakan kering (gr)
|
Jumlah pakan yang dikonsumsi/hari (%)
|
1.
|
7,6
|
10,3
|
5,1
|
22,8
|
2.
|
7,6
|
6
|
2,7
|
|
3.
|
7,6
|
10,05
|
5
|
|
4.
|
7,6
|
8,3
|
3,4
|
|
5.
|
7,6
|
11,2
|
5,8
|
|
6.
|
7,6
|
8,2
|
3,9
|
|
7.
|
6,8
|
12,3
|
5,2
|
|
8.
|
6,8
|
10,5
|
4,9
|
|
9.
|
6,8
|
8,7
|
3,2
|
|
Jumlah
|
44
|
|
39,2
|
4.1.3.2. Pemberian pakan 3x sehari dengan
dosis 10% (P2)
Tabel 10. Pengamatan ikan dengan pemberian pakan 3x sehari dengan dosis 10%
(P2)
No.
|
Pengamatan
|
Minggu ke-
|
total
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1.
|
Bobot ikan uji (gr)
|
48,7
|
67,9
|
69,0
|
69,5
|
|
2.
|
Jumlah pakan yang diberi (gr)
|
34,09
|
47,53
|
48,30
|
-
|
129,92
|
3.
|
Sisa pakan (gr)
|
5,84
|
8,17
|
5,76
|
-
|
19,77
|
4.
|
Jumlah pakan yang di kosumsi/hari
(%/hari)
|
5,24
|
|
4.2.
PEMBAHASAN
Hasil
praktikum manajemen pemberian pakan ikan ini menunjukan bahwan metode pemuasaan
ikan efektif untuk untuk meningkatkan laju pertumbuhan spesifik ikan yaitu pada
perlakuan 2 (P2) yaitu pemuasaan pada hari senin dan kamis, akan tetapi
survival ratenya hanya 50 %, rendahnya SR pada P2 ini merupakan indikasi
kurangnya penjagaan kualitas air sehingga terjadi kamatian sampai 50%, efesien
pakan tetap lebih tingga pada perlakuan control yaki 66, sedangkan P2 hanya 30,
akan tetapi P2 tetap lebih tinggi dari perlakuan yang lain.
Metode
tingkat pemberian pakan adalah perlakuan dengan perbedaan dosis yang diberikan
kepada ikan, LPS tertinggi pada perlakuan dengan pemberian pakan 6% bobot
biomass, hal ini sesuai dengan beberapa literature yang menyebutkan bahwa 5%
dari bobot biomass adalah angka kebutuhan pakan harian ikan. Akan tetapi
efesiensi pakan ada pada perlakuan 1 (P1) dengan dosis 3% bobot tubuh, hal ini
terjadi karena memang jumlah pakan yang diberikan sedikit membuat efesiennya
menjadi tinggi.
Pada
percobaan perbedaan frekuensi pemberian pakan didapatkan konsumsi ikan lebih
panyak dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari, ini dikarenakan ikan
yang menjadi rakus karena lama manahan lapar, sedang ketika diberikan 3 kali
sehari ikan tidak terlalu rakus dikarenakan masih adanya sisa makanan di dalam lambung.
BAB 5.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Manajeman
pemberian pakan pada ikan, sangat dinamis tidak memiliki bentuk baku,
dikarenakan sifat ikan yang berbeda beda, metabolime yang berbeda, umur ikan,
kondisi lingkungan, frekuensi pemberian, jumlah atau dosis yang diberikan.
Pemberian pakan yang baik adalah model yang memberikan laju pertumbuhan
spesifik ikan yang tinggi, tingkat mortalitas rendah, dan efesiensi pakan yang
tinggi, sehingga yang di harapkan dengan model tersebut, dapat dikurangi biaya
yang di perlukan untuk kebutuhan pakan.
5.2. SARAN
Adapun
saran untuk perbaikan praktikum kedepannya yaitu di adalakannya pengulangan
pada setiap perlakuan yang diberikan sehingga tingkat kekeliruan lebih rendah,
dan validates data yang di dapat juga lebih tinggi, selain itu praktikan juga
menjadi terbiasa untuk malakukan percobaan sehingga tidak kaku ketika akan
melaksanakan penelitian kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar