Rabu, 25 Januari 2017

Manajemen Pemberian Pakan Hewan Air

LAPORAN PRAKTIKUM
MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN HEWAN AIR

OLEH
MANAHAN R. NASUTION
1404118913












LABORATORIUM NUTRISI IKAN
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016 




KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kelapangan waktu dan kejernihan fikiran untuk menyelesaikan laporan praktikum “ Manajemen Pemberian Pakan (MPP) Hewan Air”.
Ribuan terimakasih juga penulis ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah bapak Indra Suharman, serta asisten dosen di laboratorium yang menuntun kami selama praktikum dan terkhusus kanda Fernando yang menjadi penangung jawab kelompok kami. Juga terimakasih kepada teman teman satu kelompok dan teman di luar kelompok yang turut membantu dalam menyelesaikan laporan praktikum ini yang namanya tidak dapat saya sebutkan satu persatu walau Cuma beberapa orang.
Tak ada gading yang tak retak maka, Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan dalam pembuatan laporan praktikum berikutnya.
Pekanbaru, 19 Desember 2016


Penulis

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1.     LATAR BELAKANG

Pakan ikan merupakan salah satu factor yang menentukan keberhasilan produksi usaha akuakultur. Biaya yang dikeluarkan untuk pakan >50% total biaya produksi untuk pemenuhan pakan (Kordi, 2015). Karena demikian maka, manajemen pemberian pakan harus diperhatikan, sehingga pakan yang diberikan optimal, tidak kekurangan ataupun kelebihan yang mengakibatkan meningkatnya amoniak di dasar kolam.
Semakin intensif usaha budidaya akan menuntut ketersedian pakan dengan kualitas yang baik dan kuantitas yang selalu tersedia. Usaha budidaya perikanan atau akuakultur pakan memegang peranan yang besar, pakan buatan adalah pakan yang sengaja di ramu atau diracik oleh manusia guna untuk menyuplai nutrisi kepada ikan/ hewan air, menurut soesono (1984) pemberian pakan buatan akan meningkatkan produksi sampai dua kali lipat dari produksi semula.
Manajemen pakan meliputi pemilihan pakan, pengadaan, penyimpanan, dan pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan dan teknis pembudidayaan (Kordi, 2015). Manajemen pemberian pakan akan membahas pemberian pakan terbaik untuk mendukung usaha budidaya, sehingga biaya pakan lebih efisien dan hemat dengan harapan keuntungan dapat meningkat.

1.2.     TUJUAN DAN MANFAAT

Adapun tujuan dari praktikum manajemen pemberian pakan hewan air ini untuk mahasiswa mampu menguji cara pemberian pakan yang berbeda beda. Praktikum ini bermanfaat untuk mahasiswa mampu mengetahui cara pemberian pakan yang lebih baik terhadap satu jenis hewan air, sehingga mendukung pertumbuhannya dan efisien pakan dan lebih menghemat dalam biaya pakan.


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Konsumsi pakan ikan merupakan ukuran kebutuhan suatu populasi ikan terhadap sumber makananya. Pakan yang dikonsumsi pertama-tama akan digunakan untuk memelihara tubuh dan menganti sel-sel yang rusak, selebihnya untuk pertumbuhan dan reproduksi (Suharman, dkkl., 2016).
Akuakultur intesif dan super intensif kebutuhan pakan merupakan salah satu factor penyebab kerhasilan produksi, pakan menyedot biaya >50% dari biaya produksi. Karena itu manajemen pakan meliputi pemilihan pakan, pengadaan, penyimpanan dan pemberian pakan harus sesuai dengan kebutuhan dan teknis pembudidayaan (Kordi, 2015).
Pemberian pakan dilakukan dengan melihat kebutuhan makanan sesuai dengan ukuran ikan. Menurut (Suharman, dkk., 2016) setiap ikan yang berbeda ukuran berbeda pula jumlah pakan yang dibutuhkannya, pemberian pakan yang kurang akan menyebabkan pertumbuhan yang lambat karena tidak ada kelebihan energy pakan yang digunakan untuk pertumbuhan. Energy dalam pakan habis digunakan untuk meintenence atau perawatan jaringan tubuh.
Ikan ikan hebivora dan pemakan plankton  nabati, jumlah konsumsi makanan hariannya berbobot lebih banyak dari ikan karnivora. Hal ini disebabkan karena bahan makanan nabati itu kalorinya lebih rendah daripada bahan makanan hewani. Selain itu kandungan air bahan nabati juga lebih tinggi daripada bahan hewani (Suharman, dkk., 2016).
Efisiensi pakan pakan dapat ditingkatkan dengan metode pemuasaan, fasting metodh, sehingga pakan yang mengendap dapat di hindari. Kelebihan pakan dalam air dapat menimbulkan unsur berbahaya bagi kehidupan ikan, seperti NO2 dan NO4 (Suharman, dkk., 2016).
Permberian pakan dengan jumlah yang berbeda beda akan memberikan laju pertumbuhan yang bervariasi, ikan yang berukuran kecil membutuhkan tingkat pemberian pakan  ( feeding level) yang lebih besar dibandingkan ikan yang lebih besat. Selain metode pemuasaan metode dengan pemilohan jumlah dan jadwal yang tepat juga merupakan langkah mutlah dalam efesiensi pakan (Suharman, dkk., 2016).
Jumlah pakan yang dikonsumsi oleh seekor ikan secar umum berkisar 5-6% berat tubuhnya perhari. Namun jumlah tersebut dapat berubah-ubah tergantung suhu lingkungannya. Ikan Lepomis macrochirus  misalnya, selama musim panas (suhu sekitar 20 derajat celcius) dapat mengkonsumsi makanan sampai 5% berat tubuhnya perhari, tapi selama musim dingin (suhu 2-3 derajat celcius) hanya mengkonsumsi kurang dari 1% berat tubuhnya (Suharman, dkk., 2016).
Pada dasarnya ikan akan mengkonsumsi pakan pada saat merasa lapar (nafsu makan tinggi) dan jumlah pakan yang dikonsumsi akan semakin menurun bila ikan mendekati kenyang (Hepher, 1990). Menurut Ware dalam Grove et. al., (1979), nafsu makan ikan berhubungan erat dengan kepenuhan lambung, dan proses ini di control oleh system syaraf pusat.
Proses pencernaan yang terjadi di dalam lambung dapat di ukur dengan mengetahui laju pengosongan lambung. Selain dipengaruhi oleh pakan yang di konsumsi; sebab dalam pakan yang di konsumsi ikan banyak terdapat kandungan kandungan mineral yang akan diserap oleh usus ikan melalui proses pencernaan yang berlangsung salama ikan mengunsumsi pakan. Pakan yang bervariasi akan mempengaruhi cepat lambatnya laju pengosongan lambung ikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Marshal (1980), bahwa laju pencernaan adalah laju pengosongan lambung atau energy per unit waktu oleh akibat pembakaran pakan ikan yang dikonsumsi untuk memperoleh energy.
Laju perncernaan dapat dipengaruhi oelh beberapa factor antara lain umur, jenis kelamin, status reproduksi, makanan dalam usus, stress fisiology, aktifitas, musim, ukuran tubuh dan tempertatur lingkungan (Yuwono dan Sukardi, 2001). Menurut pernyataan Murtidjo (2001), laju pencernaan selain dipengaruhi oleh temperature juga dipengaruhi oleh kualitas pakan yang dikonsumsi. Perbedaann kualitas pakan akan mencerminkan perbedaan komponen penyusun pakan, dan perbedaan ini pada akhirnya akan berakibat pada perbedaan laju dan kemampuan pencernaan pakan.



BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1. METODE PRAKTIKUM

Metode yang digunakan adalah metode percobaan atau eksperiman, terhadap ikan yang ditentukan dengan memberikan beberapa perlakuan yang berbeda beda tiap kelompok praktikan. Kemudian diamati bagaimana pengaruh dari setiap perlakuan tersebut untuk ditarik kesimpulannya sehingga diketahui perlakuan terbaik untuk memanajemen pemeberian pakan terhadap ikan tertentu.

3.2. WAKTU DAN TEMPAT

Praktikum ini berlangsung selama 4 pekan yaitu pekan ke-4 November sampai pekan ke 2 Desember 2016 di laboratorium nutrisi ikan.

3.3. BAHAN DAN ALAT

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum manajemen pemberian pakan ini sebagai berikut: Ikan objek percobaan (Oreochromis niloticus, Hypopthalmus sp., Cyprinus carpio, dll.), pakan buatan (pellet), Air. Alat-alat yang digunakan selama praktikum adalah sebagai berikut: akuarium, air, selang, timbangan dengan ketelitian 0,00 gram (ohaus), baskom, alat tulis dan pembungkus pakan.

3.4. PROSEDUR PRAKTIKUM

Prosedur praktikum berbeda-beda, tergantung judul yang dipraktikumkan,

3.4.1. Metode pemuasaan ikan

Akuarium diisi air, sebanyak 60 liter dan dilengkapi dengan aerasi, jumlah ikan yang ditebat di setiap akuarium sebanyak 10 ekor, ikan uji di adabtasikan dengan pakan komersil selama 3 hari, kemudian ikan dipuasakan selama 24 jam dan dilakukan penimbangan untuk mengetahui bobot awal ikan. Perlakuan dalam praktikum ini adalah pemuasaan terhadap ikan, dimana sehari diberi pakan dan sehari di puasakan (p1), setiap hari senin dan kamis di puasakan (P2), dua hari diberi pakan dan dua hari di puasakan (P3) dan setiap hari diberi pakan (P4) disebut control. Pemberian pakan sebanyak 5% bobot biomass ikan dengan frekuensi dua kali sehari yaitu 08.00 dan pukul 16.00, setiap hari akuariaum di sipon dan jumlah pakan yang bersisa di catat, untuk menghitung efesiensi pakan. Ikan diperlihara selama 4 minggu dan dilakukan pengukuran suhu pagi dan sore ikan memungkinkan, dan sampling di lakukan setiap dua minggu sekali.

3.4.2. Metode tingkat pemberian pakan

Akuarium diisi sebanyak 60 liter air dengan aerasi, ikan dimasukkan 10 ekor, ikan uji diadaptasi selama 3 hari dengan pakan komersil, semudian dipuasakan 24 jam dan dilakukan penimbangan untuk mengetahui bobot awal ikan.
Perlakuan dalam praktikum ini adalah pemberian pakan dengan dosis yang berbeda, yaitu sebanyak 3% (P1), 6% (P2) dan 9% (P3) dari bobot biomassa serta pemberian pakan sampai kenyang/ adstation (P4). Pakan diberikan dengan frekuensi 3 kali sebahari pukul 08.00; 12.00; dan 16.00, akuarium dibersihkan setiap hari, pakan yang sisa ditimbang untuk menghitung efesiensi pakan dan iakn di perlihara selama 4 minggu dan sampling dilaksanakan setiap 2 minggu sekali.

3.4.3. Konsumsi Pakan harian

Persiapan wadah, ikan uji dimasukkan 12 ekor  perwadah, diadaptasi selama 3 hari dan di puasakan satu hari, lalu ditimbang bobot biomassnya. Ikan diberi pakan sebanyak 10% bobot biomassa dengan frekuensi 3 kali sehari yaitu 2,3, dan 4kali. Sisa pakan ditimbang setelah menghentikan aktifitas makannya (apabila sisa pakan hancur dan sudah melarut dalam air). Sisa pakan dikumpul dalam alumanium foil dikeringkan dan ditimbang. Setiap pagi wadah dibersihkan dan ikan dipelihara selama 3 hari.

3.4.4. Laju pengosongan lambung

Laju pengosongan lambung dilihat dengan membedah ikan objek praktiku, sebelum pembedahan dilakukan penimbangan bobot tubuh, dan dibunuh dengan mengorek atau menusuk bagian kepala ikan. Ikan dibedah kemudian dilihat isi lambungnya apakah masih gembung (pakan masih ada) atau sudah kempes, kemudian isi perut dikeluarkan dan ditimbang.
Pembedahan dilakukan setiap 2 jam sekali selama 12 jam dan setiap ikan yang dibedah diukur panjang tubuh, bobot dsb. Kemudian data dikumpulkan untuk diolah dilaporan.



BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL

4.1.1. Metode Pemuasaan ikan (Fasting Method)
4.1.1.1. Sehari diberi pakan sehari dipuasakan (P1)
Tabel 1. Pengamatan ikan dengan sehari diberi pakan sehari dipuasakan (P1)
No.
Pengamatan
Minggu ke-
1
2
3
4
1.
Bobot ikan uji (gr)
166,6
176,2
129
99,45
2.
Jumlah ikan yang hidup (ekor)
10
10
7
5
3.
Jumlah ikan yang mati (ekor)
-
3
2
-
4.
Bobot ikan yang mati (gr)
-
52,86
36,86

5.
Jumlah pakan yang diberi (gr)
66,44
51,6
52,86
-
6.
LPS (%/hari)
0,86
7.
EP (%)
13,2
8.
SR (%)
50
4.1.1.2. Setiap hari senin dan kamis dipuasakan (P2)
Tabel 2. Pengamatan ikan dengan Setiap hari senin dan kamis dipuasakan (P2)
No.
Pengamatan
Minggu ke-
1
2
3
4
1.
Bobot ikan uji (gr)
132,6
98,2
117,2
119,6
2.
Jumlah ikan yang hidup (ekor)
10
5
5
5
3.
Jumlah ikan yang mati (ekor)
-
5
-
-
4.
Bobot ikan yang mati (gr)
-
66,3
-
-
5.
Jumlah pakan yang diberi (gr)
66,3
49,1
58,6
-
6.
LPS (%/hari)
2,8
7.
EP (%)
30,6
8.
SR (%)
50

                     


4.1.1.3. Dua hari diberi pakan dua hari dipuasakan (P3)
Tabel 3. Pengamatan ikan dengan Dua hari diberi pakan dua hari dipuasakan (P3)
No.
Pengamatan
Minggu ke-
1
2
3
4
1.
Bobot ikan uji (gr)
138,5
149,5
162,5
170,5
2.
Jumlah ikan yang hidup (ekor)
10
10
10
10
3.
Jumlah ikan yang mati (ekor)
-
-
-
-
4.
Bobot ikan yang mati (gr)
-
-
-
-
5.
Jumlah pakan yang diberi (gr)
55,4
59,8
48,75
-
6.
LPS (%/hari)
1
7.
EP (%)
19,5
8.
SR (%)
100

4.1.1.4. Setiap hari diberi pakan (P4/kontrol)
Tabel 4. Pengamatan ikan dengan Setiap hari diberi pakan (P4/kontrol)
No.
Pengamatan
Minggu ke-
1
2
3
4
1.
Bobot ikan uji (gr)
102,5
107,4
147,44
180,03
2.
Jumlah ikan yang hidup (ekor)
10
10
10
10
3.
Jumlah ikan yang mati (ekor)
-
-
-
-
4.
Bobot ikan yang mati (gr)
-
-
-
-
5.
Jumlah pakan yang diberi (gr)
35,88
26,85
51,59
-
6.
LPS (%/hari)
2,67
7.
EP (%)
66
8.
SR (%)
100
4.1.2. Tingkat Pemberian Pakan (Feeding Level)
4.1.2.1. Dosis pakan 3% dari bobot biomassa (P1)
Tabel 5. Pengamatan ikan dengan dosis pakan 3% dari bobot biomassa (P1)
No.
Pengamatan
Minggu ke-
1
2
3
4
1.
Bobot ikan uji (gr)
142,5
177,7
141,9
138,5
2.
Jumlah ikan yang hidup (ekor)
10
9
6
5
3.
Jumlah ikan yang mati (ekor)
-
1
3
1
4.
Bobot ikan yang mati (gr)
-
19,75
45,8
22
5.
Jumlah pakan yang diberi (gr)
29,72
37,31
29,75
-
6.
LPS (%/hari)
3,1
7.
EP (%)
86
8.
SR (%)
50
4.1.2.2. Dosis pakan 6% dari bobot biomassa (P2)
Tabel 6. Pengamatan ikan dengan Dosis pakan 6% dari bobot biomassa (P2)
No.
Pengamatan
Minggu ke-
1
2
3
4
1.
Bobot ikan uji (gr)
16,80
139,2
131,2
48,6
2.
Jumlah ikan yang hidup (ekor)
10
10
9
9
3.
Jumlah ikan yang mati (ekor)
-
-
1
-
4.
Bobot ikan yang mati (gr)
-
-
14,20
-
5.
Jumlah pakan yang diberi (gr)
7,056
58,464
55,104
-
6.
LPS (%/hari)
5
7.
EP (%)
38
8.
SR (%)
90
4.1.2.3. Dosis pakan 9% dari bobot biomassa (P3)
Tabel 7. Pengamatan ikan dengan Dua hari diberi pakan dua hari dipuasakan (P3)
No.
Pengamatan
Minggu ke-
1
2
3
4
1.
Bobot ikan uji (gr)
308,3
324,4
405,1
421,2
2.
Jumlah ikan yang hidup (ekor)
10
10
10
10
3.
Jumlah ikan yang mati (ekor)
-
-
-
-
4.
Bobot ikan yang mati (gr)
-
-
-
-
5.
Jumlah pakan yang diberi (gr)
193,9
204,38
255,22
-
6.
LPS (%/hari)
1,48
7.
EP (%)
17,28
8.
SR (%)
100
4.1.2.4. Pemberian pakan sampai kenyang/ad satiation (P4/kontrol)
Tabel 8. Pengamatan ikan dengan pemberian pakan sampai kenyang (P4/kontrol)
No.
Pengamatan
Minggu ke-
1
2
3
4
1.
Bobot ikan uji (gr)
75,6
101,1
108,8
121,8
2.
Jumlah ikan yang hidup (ekor)
10
10
10
10
3.
Jumlah ikan yang mati (ekor)
-
-
-
-
4.
Bobot ikan yang mati (gr)
-
-
-
-
5.
Jumlah pakan yang diberi (gr)
200
200
200
-
6.
LPS (%/hari)
2,4
7.
EP (%)
7,7
8.
SR (%)
100

4.1.3. Konsumsi Pakan Harian Ikan (Daily Feed Consumption of Fish)
4.1.3.1. Sehari diberi makan sehari tidak, 2x sehari (P1)
Tabel 9. Pengamatan ikan sehari diberi makan dan sehari tidak, 2x sehari (P1)
Pemberia pakan ke-
Jumlah pakan yang diberikan (gr)
Sisa pakan basah (gr)
Sisa pakan kering (gr)
Jumlah pakan yang dikonsumsi/hari (%)
1.
7,6
10,3
5,1




22,8
2.
7,6
6
2,7
3.
7,6
10,05
5
4.
7,6
8,3
3,4
5.
7,6
11,2
5,8
6.
7,6
8,2
3,9
7.
6,8
12,3
5,2
8.
6,8
10,5
4,9
9.
6,8
8,7
3,2
Jumlah
44

39,2
4.1.3.2. Pemberian pakan 3x sehari dengan dosis 10% (P2)
Tabel 10. Pengamatan ikan dengan pemberian pakan 3x sehari dengan dosis 10% (P2)
No.
Pengamatan
Minggu ke-
total
1
2
3
4
1.
Bobot ikan uji (gr)
48,7
67,9
69,0
69,5

2.
Jumlah pakan yang diberi (gr)
34,09
47,53
48,30
-
129,92
3.
Sisa pakan (gr)
5,84
8,17
5,76
-
19,77
4.
Jumlah pakan yang di kosumsi/hari (%/hari)
5,24


4.2. PEMBAHASAN

Hasil praktikum manajemen pemberian pakan ikan ini menunjukan bahwan metode pemuasaan ikan efektif untuk untuk meningkatkan laju pertumbuhan spesifik ikan yaitu pada perlakuan 2 (P2) yaitu pemuasaan pada hari senin dan kamis, akan tetapi survival ratenya hanya 50 %, rendahnya SR pada P2 ini merupakan indikasi kurangnya penjagaan kualitas air sehingga terjadi kamatian sampai 50%, efesien pakan tetap lebih tingga pada perlakuan control yaki 66, sedangkan P2 hanya 30, akan tetapi P2 tetap lebih tinggi dari perlakuan yang lain.
Metode tingkat pemberian pakan adalah perlakuan dengan perbedaan dosis yang diberikan kepada ikan, LPS tertinggi pada perlakuan dengan pemberian pakan 6% bobot biomass, hal ini sesuai dengan beberapa literature yang menyebutkan bahwa 5% dari bobot biomass adalah angka kebutuhan pakan harian ikan. Akan tetapi efesiensi pakan ada pada perlakuan 1 (P1) dengan dosis 3% bobot tubuh, hal ini terjadi karena memang jumlah pakan yang diberikan sedikit membuat efesiennya menjadi tinggi.
Pada percobaan perbedaan frekuensi pemberian pakan didapatkan konsumsi ikan lebih panyak dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari, ini dikarenakan ikan yang menjadi rakus karena lama manahan lapar, sedang ketika diberikan 3 kali sehari ikan tidak terlalu rakus dikarenakan masih adanya sisa makanan di dalam lambung.



BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Manajeman pemberian pakan pada ikan, sangat dinamis tidak memiliki bentuk baku, dikarenakan sifat ikan yang berbeda beda, metabolime yang berbeda, umur ikan, kondisi lingkungan, frekuensi pemberian, jumlah atau dosis yang diberikan. Pemberian pakan yang baik adalah model yang memberikan laju pertumbuhan spesifik ikan yang tinggi, tingkat mortalitas rendah, dan efesiensi pakan yang tinggi, sehingga yang di harapkan dengan model tersebut, dapat dikurangi biaya yang di perlukan untuk kebutuhan pakan.

5.2. SARAN

Adapun saran untuk perbaikan praktikum kedepannya yaitu di adalakannya pengulangan pada setiap perlakuan yang diberikan sehingga tingkat kekeliruan lebih rendah, dan validates data yang di dapat juga lebih tinggi, selain itu praktikan juga menjadi terbiasa untuk malakukan percobaan sehingga tidak kaku ketika akan melaksanakan penelitian kelak.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar